Sabtu, 30 Agustus 2008

Interupsi Hillary Amankan Nominasi Obama

DENVER, KAMIS — Hillary Rodham Clinton berbuat apa saja untuk mengamankan penetapan Barack Obama sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat.

Hal ini terlihat ketika ia menginterupsi sesi pemanggilan satu per satu negara bagian untuk memberikan persetujuan terhadap nominasi partai, Rabu (27/8) atau Kamis waktu Indonesia. Ia minta seluruh delegasi di Konvensi Nasional Partai Demokrat itu untuk memilih Obama secara aklamasi dalam semangat persatuan dan tujuan untuk menang. Seluruh peserta setuju dengan suara bergemuruh.

Dengan iringan teriakan "Obama" dan "Ya kita bisa" dari seluruh undangan di Pepsi Center, kemenangan Obama dipatrikan.

Meski hasil konvensi itu tidak menawarkan kejutan apa-apa, arti pentingnya secara historis tidak terbantahkan. Konvensi itu mengakhiri pemilihan pendahuluan paling panjang dan ketat dalam sejarah. Obama, si pendatang baru dalam panggung politik, mengalahkan Hillary, mantan ibu negara yang sebelumnya lebih meyakinkan.

Konvensi ini juga berarti bahwa Obama, keturunan Kenya, berpeluang besar menjadi pemimpin sebuah bangsa yang hanya beberapa dekade lalu menolak hak suara orang kulit hitam.

Interupsi Hillary itu juga untuk mencegah para pendukungnya mengacau penetapan Obama itu. Sulitnya menyatukan kubu Obama dan Hillary terlihat dalam negosiasi yang amat hati-hati soal pemungutan suara untuk mengamankan nominasi Obama.

Hillary yang mengumpulkan hampir 18 juta suara selama pemilihan pendahuluan menghendaki pemungutan suara untuk menunjukkan bahwa ia punya banyak pendukung meski tidak bisa mengungguli perolehan Obama. Komprominya, Hillary masih bisa dinominasikan dan suara dihitung dengan wakil setiap negara bagian ditanya satu per satu. Jalan tengah ini memungkinkan terjadinya penyatuan partai.

Namun, kurang dari satu jam sebelum pemungutan suara, Hillary mulai menggelar pertemuan yang emosional dengan para delegasinya dan membebaskan mereka untuk memilih Obama. Banyak di antara mereka yang mengatakan, "Tidak!"

Indikasi penyatuan semakin tampak ketika anggota DPR Demokrat sekaligus pendukung kuat Hillary, Debby Wasserman Schultz, memberikan pidato dukungan untuk Obama. "Tak jadi soal di mana kita berdiri pada awal kampanye. Demokrat harus bersatu hari ini," kata Schultz.

Tidak ada komentar: