Kamis, 09 Oktober 2008

Badawi Bersedia Mundur


Wakil PM Najib Razak
Diyakini Akan Jadi Pengganti

Kamis, 9 Oktober 2008 | 02:16 WIB

Kuala Lumpur, Rabu - Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi akan mundur pada Maret mendatang kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil PM Najib Razak. Pernyataan Badawi dalam jumpa pers, Rabu (8/10), itu mengakhiri ketidakjelasan nasib Badawi yang akhir-akhir ini didesak mundur setelah koalisi Barisan Nasional kalah dalam pemilu Maret lalu.

Keputusan untuk mengundurkan diri itu berarti Badawi tidak akan maju lagi mencalonkan diri menjadi Presiden Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai utama dalam koalisi berkuasa, pada Maret mendatang.

Secara tradisi, siapa pun pemimpin UMNO otomatis akan menjadi PM Malaysia. ”Saya tak akan maju di pemilihan presiden UMNO. Saya ingin partai ini bersatu,” kata Badawi.

Badawi menambahkan, ia akan menyerahkan kekuasaan PM kepada Najib setelah Najib menang pemilihan di majelis umum. Oleh karena itu, Badawi berharap UMNO akan memberikan kekuasaan PM kepada Najib. ”Saya yakin ia akan menang. Transisi kekuasaan akan dilakukan setelah presiden UMNO baru terpilih. Saya sangat berharap Najib akan bisa jadi pengganti saya,” ujarnya.

Pengumuman resmi Badawi itu muncul setelah sebelumnya ia berbicara dengan para pemimpin 13 partai dalam koalisi Front Nasional yang didominasi UMNO. Di depan partai koalisi, Badawi menyatakan mundur karena tidak ingin UMNO ataupun Front Nasional terpecah belah. ”Saya tidak ingin melihat ada perpecahan partai dan koalisi ini, tetapi saya ingin kita bersatu dan harmonis,” katanya.

Badawi yang sebelumnya telah berencana menyerahkan kekuasaan kepada Najib tahun 2010 akan menjadi PM yang paling pendek masa kekuasaannya dalam sejarah Malaysia.

Meski tak berhasil mewujudkan reformasi dalam hal hukum dan menumpas korupsi, seperti janjinya saat dilantik menjadi PM tahun 2003, Badawi berjanji akan tetap berusaha. ”Sisa waktu saya ini akan saya pakai untuk memenuhi janji,” ujarnya.

UMNO yang mendominasi politik Malaysia sejak merdeka dari Inggris tahun 1957 mendesak Badawi mundur setelah makin banyak anggota UMNO yang menarik dukungan. Badawi juga menghadapi pemimpin oposisi Anwar Ibrahim yang berusaha menggulingkan pemerintahan Badawi dengan meraih dukungan dari anggota parlemen yang ”membelot”.

Namun para pengamat mengatakan, Anwar kemungkinan besar akan menghadapi perlawanan sengit dari koalisi berkuasa apabila Najib yang menjadi PM. ”Makin cepat Najib mengambil alih kekuasaan PM, kemungkinan besar Barisan Nasional dapat diselamatkan. Anwar sangat tahu Najib adalah orang yang kuat dan sulit dikalahkan,” kata pengamat politik Mohamad Mustafa Ishak.

Najib imbangi Anwar

Meski Najib (55) diyakini akan sanggup menandingi Anwar, berbagai pengamat tidak yakin Najib bisa menangani masalah politik dan ekonomi yang membelit Malaysia. Ekonomi Malaysia dengan orientasi ekspor dikhawatirkan terkena dampak dari krisis finansial di AS.

”Selama ini Najib dinilai keras dan terlalu pro-Melayu. Meski tangguh, tetap saja ia datang dari partai yang sedang dalam krisis. Masalah ekonomi terbukti menjadi kelemahan Badawi. Saya yakin itu juga akan menjadi kelemahan Najib,” kata Bridget Welsh, pengamat politik Malaysia di Johns Hopkins University.

Namun, Najib juga diharapkan bisa mempersatukan semua pihak di dalam tubuh UMNO dan koalisi Barisan Nasional untuk bisa menghadapi oposisi. Akan tetapi, itu akan sulit karena Najib masih terbelit tuduhan terlibat dalam kasus pembunuhan seorang model asal Mongolia. Selain itu, Najib juga pernah diselidiki terkait dugaan korupsi pembelian kapal selam pada tahun 2003.

Meski masih terbelit berbagai masalah, Badawi yakin Najib bisa bertahan karena cukup memiliki pengaruh di UMNO. Najib yang telah bergabung dengan UMNO sejak 1978 itu adalah putra mantan PM Abdul Razak sekaligus keponakan mantan PM Malaysia yang ketiga, yakni Hussein Onn. Najib yang selama ini terkenal keras membela etnis Melayu itu menjadi Wakil PM sejak 2004. (REUTERS/AFP/AP/LUK)


Tidak ada komentar: