Kamis, 09 Oktober 2008

Debat Capres USA

McCain "Kehabisan" Peluang
Obama Unggul dalam Debat Kedua di Nashville

Getty Images / Kompas Images
Calon presiden dari Demokrat, Barack Obama (kiri), menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya, sementara calon presiden dari Republik, John McCain, mendengarkan saat perdebatan berlangsung di Belmont University, Selasa (7/10) malam di Nashville, Tennessee, AS. Kedua calon presiden ini melakukan perdebatan dengan dasar pertanyaan yang diajukan kepada pendengar.
Kamis, 9 Oktober 2008 | 03:00 WIB

Nashville, Rabu - Tidak banyak hal baru yang diungkapkan dua kandidat presiden AS, Barack Obama dari Partai Demokrat dan John McCain dari Partai Republik, dalam debat kedua mereka. Hasilnya pun tidak banyak mengubah peta pertarungan yang masih mengunggulkan Obama.

Dalam debat kedua kandidat presiden AS yang digelar di Belmont University di Nashville, Tennessee, Selasa malam waktu setempat atau Rabu (8/10) pagi WIB, McCain menyerang Obama habis-habisan. Namun, dia gagal menjatuhkan Obama dengan telak terlihat dari jajak pendapat.

Jajak pendapat oleh CNN/Opinion Research Corp seusai debat memberikan kemenangan 54 persen bagi Obama lawan 30 persen bagi McCain. Jajak pendapat oleh CBS News juga menunjukkan kemenangan Obama atas McCain dengan 40 persen berbanding 26 persen.

Dengan hasil itu, McCain sepertinya telah ”kehabisan” peluang untuk mengatur kembali jalannya pertarungan. Kurang empat pekan dari pemilu AS, hanya tersisa satu debat kandidat presiden pada 15 Oktober.

Obama juga memperlebar selisih kemenangan di sejumlah negara bagian kunci. McCain berada di bawah tekanan untuk memperkecil selisih itu.

”Meskipun McCain berusaha keras, Senator Arizona itu tidak bisa merobohkan Obama yang menghindar dengan santai dan tidak bisa berbuat banyak untuk menangkis poin pernyataan (kandidat) Demokrat. Ini tidak cukup untuk mengubah dinamika pertarungan,” sebut editorial di Wall Street Journal.

Nyaman

Selama debat, McCain terlihat sangat nyaman dan sering melihat ke arah Obama, hal yang tidak terjadi di debat pertama. Format debat yang tanpa mimbar dan memungkinkan kandidat berdiri sangat dekat dengan penonton yang hadir adalah gaya kampanye favorit McCain.

Sama seperti debat pertama, debat kedua masih mengusung isu ekonomi, keamanan nasional, energi, dan politik luar negeri. Tidak jarang ”perang” karakter keduanya membuat suasana tegang dan meninggalkan kesunyian di ruang debat.

McCain mengusung rencana ”kejutan” dengan pengucuran dana sebesar 300 miliar dollar AS untuk membeli surat utang perumahan dari pemilik rumah yang mengalami persoalan finansial. ”Ini usulan saya, bukan usulan Senator Obama, bukan usulan Presiden (George W) Bush,” kata McCain.

Obama kembali menghubungkan McCain dengan Presiden Bush dan mengatakan krisis finansial sebagai vonis akhir atas kebijakan ekonomi yang gagal selama delapan tahun terakhir yang didukung McCain.

Panas

Suasana panas saat sampai pada topik kebijakan luar negeri. McCain mengatakan Obama akan menginvasi Pakistan.

”Dia telah mengumumkan akan menyerang Pakistan. Saya tidak akan mengirimkan pukulan saya melalui telegram, seperti yang dilakukannya,” kata McCain.

Obama balik menyerang dengan mengutip rekaman video di YouTube. ”Inilah orang yang menyanyikan bom, bom, bom Iran dan menyerukan pembasmian Korea Utara. Saya kira itu bukan contoh berbicara diam-diam,” ujarnya.

Perdebatan keduanya soal Irak juga belum beranjak dari debat sebelumnya. McCain menyalahkan Obama karena menentang penambahan pasukan di Irak yang dipuji karena berhasil mengurangi kekerasan.

”Dia salah soal Irak dan penambahan pasukan. Dia salah soal Rusia saat mereka menyerang Georgia. Dan, dalam kariernya yang pendek, dia tidak memahami tantangan keamanan nasional kita. Tidak ada waktu untuk latihan,” kata McCain.

Obama menyanggah dengan mengatakan bahwa dia tidak paham bagaimana AS menginvasi sebuah negara yang tidak ada hubungannya dengan tragedi 11 September 2001. (ap/afp/reuters/fro)

Tidak ada komentar: