Jumat, 19 September 2008

Livni Menjadi PM Israel


Disambut sebagai "Golda Meir" Kedua

AP Photo/Koko / Kompas Images
Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni saat mengklaim kemenangannya sebagai pemimpin Partai Kadima yang berkuasa, Kamis (18/9) di Tel Aviv. Kemenangan Livni otomatis membuat dirinya sebagai Perdana Menteri (PM) Israel menggantikan Ehud Olmert. Livni menjadi perempuan PM Israel yang kedua setelah Golda Meir.
Jumat, 19 September 2008 | 03:00 WIB

Cairo, Kompas - Seperti sudah diduga, akhirnya Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni (50), Kamis (18/9) dini hari, memenangi pemilihan Ketua Partai Kadima yang berkuasa di Israel. Kemenangan ini memastikan Livni sebagai PM Israel menggantikan Ehud Olmert.

Livni mengalahkan Menteri Perhubungan Shaul Mofaz dengan selisih suara tipis. Livni meraih 43,1 persen suara, terpaut hanya 431 suara atau 1 persen dari Mofaz yang mendapatkan 42 persen suara.

Partisipasi anggota Partai Kadima dilaporkan hanya 50 persen dari 74.000 anggota partai tersebut dalam pemungutan suara. Presiden Israel Shimon Peres, mantan PM Ehud Olmert, pemimpin Palestina, termasuk saingannya, Shaul Mofaz, langsung menyampaikan ucapan selamat kepada Livni.

Perunding senior Palestina, Saeb Erekat, mengatakan, ”Livni selama ini terlibat dalam proses perdamaian, karena itu kami yakin dia akan terus melanjutkan upaya perdamaian dengan Palestina.”

”Saya menyambut baik pilihan rakyat Israel,” lanjutnya.

Livni, seusai dinyatakan sebagai pemenang, langsung berjanji segera membentuk pemerintahan untuk menjaga stabilitas negara. ”Mulai hari ini, saya akan berkonsultasi dengan anggota Knesset guna membentuk pemerintahan yang mampu menghadapi segala tantangan di hadapan kita,” ujar Livni. Ia punya waktu enam pekan atau 42 hari untuk membentuk pemerintahan itu.

Golda Meir kedua

Banyak warga Israel menyebut Livni sebagai Golda Meir kedua yang pernah menjadi Menhan Israel tahun 1956 dan kemudian PM Israel tahun 1969- 1974. Golda Meir selalu dikenang sebagai wanita kuat Israel.

Namun, Livni menolak disebut sebagai Golda Meir kedua. ”Saya bukan Golda Meir kedua, tetapi Tzipi Livni pertama. Saya akan memimpin Israel pada masa mendatang,” katanya.

Livni yang lahir pada 8 Juli 1958 di Tel Aviv berasal dari keluarga imigran Polandia. Livni menikah dan punya dua anak.

Mantan pengacara itu berasal dari keluarga nasionalis kanan ekstrem. Bapaknya, Itan Livni, dan ibunya, Sarah, merupakan pemimpin gerakan teroris rahasia Yahudi Argun. Gerakan Argun banyak melancarkan serangan terhadap kolonial Inggris dan Palestina pada era sebelum berdirinya negara Israel tahun 1948. Banyak aktivis Argun yang kemudian menjadi sponsor berdirinya partai kanan Likud.

Livni semula meyakini konsep Israel Raya. Namun, di bawah pengaruh mentornya, mantan PM Ariel Sharon, ia mengubah keyakinannya dengan menerima konsep bahwa demi menjaga mayoritas Yahudi dan demokrasi, Israel harus mundur dari sebagian wilayah Palestina yang diduduki tahun 1967.

Livni termasuk pemimpin yang menyerukan Israel mundur dari Jalur Gaza, yang kemudian dilaksanakan pada September 2005. Livni juga tokoh politisi pertama yang bergabung dengan Ariel Sharon ketika keluar dari Partai Likud dan mendirikan Partai Kadima yang memenangi pemilu pada 28 Maret 2006.

Livni, seperti halnya Sharon dan Olmert, punya pandangan bahwa di tengah tiadanya mitra perdamaian dari pihak Palestina, Israel terpaksa harus menentukan secara sepihak perbatasan dengan Palestina, yang akan memasukkan Jerusalem dan permukiman Yahudi ke dalam Israel.

Pascakonferensi damai Annapolis di AS, November 2007, Livni menjabat ketua tim perunding Israel dengan Palestina. (mth)

Tidak ada komentar: