Senin, 08 September 2008

PEMILU AS



Pertarungan Seru Obama-McCain di Akar Rumput

Senin, 8 September 2008 | 03:00 WIB Kompas

Di layar televisi, calon presiden dari Demokrat, Barack Obama, dan calon presiden dari Republik, John McCain, saling adu aura. Pidato masing-masing calon presiden itu pada konvensi Demokrat dan Republik juga sama-sama ditonton sekitar 40 juta warga AS.

Di balik layar kaca, Obama menutupi ”kekurangannya” dengan memilih Joe Biden sebagai calon wakil presiden. Ini bertujuan melengkapi program ”change” yang dia usung karena Obama relatif kesulitan meraih dukungan warga kulit putih berusia tua, dan Biden adalah senjata untuk itu, terutama di Pennsylvania dan negara bagian lainnya yang masih enggan menerima presiden kulit hitam.

McCain tak kalah cerdik. Dia menunjuk Sarah Palin, Sri Kandi Alaska, yang pamornya melejit seperti meteor. Palin ditunjuk untuk memoles citra McCain yang tak ada bedanya dengan Presiden George W Bush. Palin yang membabat tokoh korup Republik Alaska jadi senjata untuk mendukung program ”change” McCain, sebuah program yang meniru taktik Obama.

Faktor Palin begitu kuat walau pada awalnya dianggap sebagai pilihan yang salah. Kini teriakan massa bukan ”McCain- Palin”, tetapi ”Sarah-McCain”, seperti terjadi di Colorado Springs, Colorado.

Taktik kedua kubu cukup cerdik dan membuat pemilu presiden kali ini masih neck to neck karena pertarungan ketat.

Secara umum, Obama masih unggul. Bukan karena Obama tak menarik, tetapi ada unsur yang membuatnya belum diterima, khususnya warga kulit putih berusia tua dan warga kulit putih kelas pekerja bawah.

Jika mau jujur, unsur ras tetap menjadi faktor penentu, yang membuat Obama tidak meraih posisi yang pernah didapatkan Bill Clinton tahun 1992.

Kampanye dan strategi

Sadar akan hal itu, kini kubu Obama aktif bertarung di akar rumput, dengan mendaftar para pendukung Demokrat agar berminat mencoblos pada pemilu 4 November.

Kampanye di permukaan tetap gencar, baik oleh Obama maupun McCain. Obama mengatakan, McCain tak punya sasaran yang harus dicapai, sementara McCain mengatakan dia adalah tokoh berpengalaman, tidak seperti Obama.

Kubu Obama juga gencar melakukan ”keep in touch” dengan pendukung, bahkan membujuk sebagian pendukung Republik dan independen untuk berpaling dari McCain, yang dia katakan hanya akan melanjutkan status quo.

Kubu Obama menggunakan sarana internet, telepon seluler, dan aktivis akar rumput untuk membujuk berbagai warga guna mendukung Obama.

Kubu McCain tidak kalah gencar. Sebuah situs, Human Events, gencar menebar informasi dengan program ”mengalahkan Obama”. Namun, bedanya, jika kubu Obama fokus pada program perubahan yang akan dia lakukan, Human Events cenderung melakukan pembunuhan karakter terhadap Obama. Misalnya, Obama tetap dikait-kaitkan dengan figur teroris dan dikatakan tidak patriotis.

Kubu McCain juga menggunakan komentator media sayap kanan, pendukung Republik, yang kini mencoba menisbikan aura Obama yang mendunia.

Sadar akan hal itu, Obama kini balik membalas pembunuhan karakter, dilengkapi dengan upaya membujuk ”Latino”, wanita kulit putih, dan warga negara bagian Arizona, New Mexico, Texas, dan lainnya.

Obama memiliki armada individu di tingkat bawah, yang bertujuan tidak saja membujuk, tetapi juga untuk meyakinkan warga bahwa Obama adalah calon yang tepat.

Ini merupakan perjuangan ekstra Obama, yang menghadapi ujian lebih besar ketimbang McCain yang menikmati ”premi” sebagai calon presiden kulit putih dan didukung penguasa yang masih menjabat.

Namun, Obama mendapatkan momentum karena warga yang penat dan muak dengan status quo, diperburuk lagi dengan kondisi ekonomi serta kenaikan harga pangan dan energi yang mencekik.

”Kami merasa pendukung kami begitu antusias,” kata Jon Carson, direktur operasional kubu Obama.

Mike DuHaime, direktur politik kubu McCain, mengatakan, ”Kami mempunyai keuntungan dengan penggunaan teknologi.”

Kini, menurut Associated Press, ada 42 juta pendukung Demokrat yang sudah mendaftar dan sekitar 31 juta pendukung Republik yang mendaftar.(REUTERS/AP/AFP/MON)

Tidak ada komentar: