Jumat, 19 September 2008

Mosi Tak Percaya Badawi


Jika Parlemen Mentok, Oposisi Akan Menghadap Raja
Jumat, 19 September 2008 | 00:23 WIB

Kuala Lumpur, Kamis - Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, Kamis (18/9), meminta parlemen menggelar sidang darurat untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi. Anwar juga berjanji akan membuktikan dukungan yang ia miliki di parlemen dalam sidang darurat itu. Namun, PM Badawi menolak permintaan oposisi itu.

Anwar mengaku sudah meraih jumlah dukungan yang cukup dari anggota parlemen untuk menggulingkan kekuasaan koalisi berkuasa Barisan Nasional pimpinan Badawi. Sebelumnya, Anwar menyatakan sudah menggandeng lebih dari 30 anggota parlemen dari Barisan Nasional yang kemudian ”berpindah hati” ke oposisi.

”Para pemimpin Aliansi Rakyat mengirimkan surat kepada PM Badawi meminta sidang darurat parlemen,” kata Anwar.

Tantangan Anwar ini akhirnya muncul setelah sebelumnya Anwar dituduh hanya gertak sambal ketika ia mengaku telah memiliki jumlah dukungan yang lebih dari cukup. Untuk menangkis tuduhan gertak sambal itu, Anwar berjanji akan mengungkapkan nama para anggota parlemen yang telah berpindah ke oposisi pada waktu sidang darurat itu.

”Buka sidang darurat dan kita akan lihat nanti di parlemen. Kita sedang menghadapi krisis ekonomi yang amat pelik. Sebaiknya kepentingan negeri dipikirkan. Jangan hanya pikirkan diri sendiri,” kata Anwar.

Ia juga menegaskan, upaya untuk menunda sidang darurat itu justru bisa diartikan bahwa pemerintah telah dengan sengaja menyabotase proses demokratisasi dan menyalahgunakan kekuasaan eksekutif.

Namun, permintaan Anwar ditolak Badawi dengan alasan kini parlemen sedang reses hingga 13 Oktober. ”Saya kira tidak perlu ada sidang darurat itu. Toh parlemen akan bersidang setelah Ramadhan,” kata Badawi.

Anwar membutuhkan sedikitnya 30 anggota parlemen apabila hendak menguasai 222 kursi parlemen. Anwar kian mendesak Badawi setelah Partai Progresif Sabah (SAPP) memutuskan mundur dari koalisi dan setelah muncul pernyataan Badawi yang menyatakan kemungkinan mundur sebelum tenggat yang ia tetapkan sendiri, yakni tahun 2010.

Selain didesak Anwar, Badawi menghadapi desakan mundur dari anggota Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) setelah koalisi bersatu kalah dalam pemilu 8 Maret hingga tidak lagi menjadi mayoritas mutlak di parlemen. Popularitas Badawi juga menurun seiring dengan masalah tingginya inflasi di Malaysia.

Bertemu dengan Raja

Jika Badawi tidak mau menggelar sidang darurat, Anwar bertekad akan mencoba berbicara dengan Raja Sultan Mizan Zainal Abidin. ”Saya akan memanfaatkan segala cara dan peluang yang ada,” ujarnya.

Pengacara konstitusional ternama Malaysia, Shad Saleem Faruqi, mengingatkan, Anwar tak memiliki mekanisme atau kekuatan untuk mendesak parlemen kembali bersidang. ”Itu kekuatan dan keputusan raja yang diambil atas pertimbangan atau saran dari PM. Namun, raja memang bisa memberikan pengaruh yang kuat mendorong PM menghadapi dewan majelis,” ujarnya.

Anwar meminta pemerintah segera bertindak supaya masalah ekonomi segera ditangani. Apalagi mengingat Malaysia mau tidak mau harus bersaing dengan negara-negara Asia lain yang perekonomiannya justru makin kuat karena telah mewujudkan reformasi ekonomi untuk menarik investasi asing.

”Jika saya akhirnya berkuasa, saya akan memberantas korupsi hingga ke akarnya dan meningkatkan liberalisasi ekonomi,” kata Anwar. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Tidak ada komentar: